Pendahuluan
Segala puji hanya milik Allah Ta'ala, Dzat yang telah
melimpahkan berbagai kenikmatan kepada kita semua. Shalawat dan salam
semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan
seluruh sahabatnya. Amiin.
Betapa sering kita mengucapkan, mendengar, mendambakan dan berdoa
untuk mendapatkan keberkahan. Keberkahan dalam umur, keberkahan dalam
keluarga, keberkahan dalam usaha, keberkahan dalam harta benda, dan
lain-lain. Bahkan, karena begitu besar harapan kita untuk mendapatkan
keberkahan, sampai-sampai kita senantiasa saling mendoakan dengan
mengucapkan,
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
"Semoga keselamatan dan keberkahan dari Allah senantiasa menyertaimu."
Doa agung nan indah ini telah dijadikan sebagai ucapan salam ketika
kita berjumpa dan berpisah. Hal ini adalah bukti nyata akan pentingnya
peranan keberkahan dalam hidup kita.
Akan tetapi, pernahkah kita bertanya, “Apakah sebenarnya keberkahan itu? Dan bagaimana keberkahan dapat diperoleh?”
Saudaraku, mungkinkah berkah dalam hidup kita hanya terwujud dalam "berkat" yang berhasil kita bawa pulang setiap kali kita menghadiri suatu pesta atau undangan?
Mungkinkah berkah itu hanya milik para kiyai, atau tukang ramal,
juru-juru kuncen kuburan, sehingga bila kita ingin mendapatkannya, kita
harus datang kepada mereka untuk "ngalap berkah", agar cita-cita kita tercapai?(1)
Bersama tulisan ini, saya mengajak saudara-saudaraku untuk sedikit
menyelami maksud dan aplikasi dari keberkahan. Dengan harapan, kita
dapat merealisasikan keberkahan dalam harta yang berhasil kita peroleh
dengan cucuran keringat kita. Sehingga, harta tersebut benar-benar
berguna bagi kita dan juga anak keturunan kita. Bukan hanya di dunia,
akan tetapi keberkahan harta kita dapat kita rasakan hingga kehidupan di
akhirat kelak.
Perlu diketahui, walaupun pembahasan yang saya paparkan berikut ini
hanya sebatas keberkahan dalam hal rezeki dan harta benda, akan tetapi
sebenarnya keberkahan yang akan diperoleh dari menerapkan kedua belas
kiat berikut mencakup seluruh aspek kehidupan.
Semoga paparan singkat ini bermanfaat bagi saya dan keluarga, serta
saudara-saudaraku seiman dan seakidah yang telah berendah hati membaca
tulisan sederhana ini.
Madinah, 1 Safar 1430 H
Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, M.A
Artikel: www.PengusahaMuslim.com
Artikel: www.PengusahaMuslim.com
______________________________
Catatan kaki:
1 ) Ngalap berkah semacam ini adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam, karena keberkahan itu hanyalah milik Allah Ta'ala. Keberkahan yang terdapat pada selain para Nabi 'alaihimussalaam
adalah keberkahan yang diperoleh karena iman dan amalannya. Dengan
demikian, setiap orang yang beriman dan beramal shalih, memiliki
keberkahan sebesar iman dan amal shalihnya. Di antara dalil yang
menunjukkan akan hal ini, ialah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,
إنَّ من الشجر لما بركته كبركة المسلم. رواه البخاري
"Sesungguhnya, di antara pepohonan ada pohon yang keberkahannya serupa dengan keberkahan seorang muslim." (HR. Bukhary).
Para ulama menjelaskan bahwa keberkahan / kemanfaatan pohon kurma,
serupa dengan keberkahan/kemanfaatan seorang muslim, yaitu bersifat
umum, sehingga dapat dirasakan dalam segala situasi dan kondisi dan
dimanapun (lihat Fathul Bari, 1/145-146).
Oleh karena itu, metode untuk mendapatkan keberkahan seorang muslim
ialah dengan meneladani iman dan amal shalehnya, bukan dengan mencium
tangan, atau meminum bekas air minumnya, atau lainnya. Sebagaimana
metode untuk mendapatkan kemanfaatan kurma adalah dengan
mengkonsumsinya, bukan dengan menyimpannya atau menciumnya. Untuk lebih
mengetahui tentang berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan tabarruk, silakan baca kitab Taisir al-Aziz al-Hamid oleh Syaikh Sulaiman bin Abdillah, hal. 174-186.
bersambung.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :